
Pelajaran Batik, Khas SMPN 25 Kaur
ZONABENGKULU.COM, KAUR – Usaha melestarikan Budaya Indonesia terlihat di SMP Negeri 25 Satu Atap Kaur. Pelajaran membatik, sejak 2010 silam telah menjadi pelajaran wajib dan khas bagi siswa-siswi Sekolah yang terletak di Desa Trijaya Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur.
Desa Trijaya salah satu desa terpencil di Kabupaten Kaur, bisa ditempuh sekitar 2 jam dari pusat ibukota kabupaten, kota Bintuhan. Akses jalan sebagian masih tanah dan akan sangat licin ketika hujan. Desa Trijaya mayoritas penduduknya merupakan suku jawa, berasal dari program transmigrasi di masa orde baru. Desa ini memiliki sekolah dasar SDN 109 Kaur dan sejak 2007 berdiri sekolah SMP Negeri 25 Satu Atap Kaur.
Menurut keterangan Kepala Sekolah, Bapak Thoha, S.Pd. Pelajaran membatik merupakan pelajaran yang diajarkan di semua tingkatan. Kegiatan ini terintegrasi dengan pelajaran seni budaya, dan juga ada ekstrakurikuler batik mengisi kegiatan sore siswa dan siswinya.
Saat ini membatik memang menjadi ciri khas SMP Negeri 25 Satu Atap Kaur. Salah satu kegiatan yang dapat menyalurkan hobi dan kratifitas seni siswa. Dalam keterbatasan fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, siswa dan siswi selalu semangat dalam menuntaskan pendidikan di Sekolah.

Kegiatan membatik diampu oleh salah seorang guru senior, Ibu Rahayu, S.Pd alumni sekolah seni batik di Yogyakarta. Membatik merupakan salah satu kegiatan penanaman budaya dan seni kepada generasi muda. Kain yang polos mulanya dipola kemudian ditulis dengan malam yang dipanaskan. Tangan terampil para siswa memberikan kesan indah dan begitu berharganya suatu karya. Bukan soal hasil yang dilihat, namun prosesnya penuh filosofi.
Disaat diluar sana banyak generasi muda yang larut dengan gawai di tangan mereka. Namun tidak dengan siswa-siswi disini, keterbatasan ternyata ada hikmahnya. Sinyal handphone yang terbatas, mengalihkan fokus siswa-siswi pada kegiatan positif dan melestarikan budaya dengan membatik.
Di sekolah ini, siswa-siswi diajarkan membuat kain batik sampai jadi. Mulai dari mempola, membatik, dan mewarnai kainnya semua diajarkan dengan peralatan yang sederhana. Batik juga mengajarkan kesabaran bagi siswa dan memberikan pengalaman berharga untuk menghargai suatu karya seni.
Demikian semoga kegiatan membatik ini dapat selalu eksis dan konsisten dilaksanakan. Melestarikan budaya merupakan usaha yang patut didukung bersama. Perhatian dan bantuan pemerintah amat diharapkan untuk kemajuan pendidikan di sekolah ini. Mari dukung bersama dan salam dari Siswa ceria SMPN 25 Satu Atap Kaur.
Lanjutkan